Peringatan tentang Israf dalam Perayaan Akhir Tahun

Oleh: Ery Santika Adirasa. S.ST. M.Ag.

Dalam Islam, setiap aktivitas muslim sejatinya harus selalu berlandaskan prinsip kehati-hatian, keseimbangan, dan kebermanfaatan. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengajarkan umatnya untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam merayakan momen tertentu seperti perayaan akhir tahun. Allah subhanahu wa ta’ala telah memberikan peringatan tegas tentang bahaya israf atau sikap berlebihan yang sering kali terjadi pada momen-momen tersebut.

Makna Israf dalam Islam

Israf secara bahasa berarti berlebihan atau melampaui batas. Dalam konteks syariat, israf merujuk kepada setiap bentuk pengeluaran atau tindakan yang melebihi batas kebutuhan, baik itu dalam urusan harta, waktu, maupun energi. Allah ta’ala berfirman:

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Dan makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Ayat ini merupakan peringatan universal kepada setiap manusia untuk menjauhi sikap berlebih-lebihan, baik dalam makan, minum, maupun dalam hal lain yang bersifat duniawi.

Contoh Israf dalam Perayaan Akhir Tahun

Perayaan akhir tahun sering kali diisi dengan berbagai aktivitas yang tidak produktif, bahkan melanggar nilai-nilai agama. Contohnya termasuk:

1. Pemborosan Harta

Banyak orang menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti membeli kembang api, makanan mewah, atau barang-barang yang tidak diperlukan. Padahal, Allah ta’ala telah mengingatkan:

وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا. إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros. Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra’: 26-27)

Pemborosan ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga menyakiti hati fakir miskin yang mungkin kesulitan memenuhi kebutuhan pokoknya.

2. Menyia-Nyiakan Waktu

Perayaan yang berlangsung semalaman sering kali diisi dengan hiburan yang tidak ada manfaatnya, seperti pesta hingga larut malam, yang melalaikan ibadah seperti shalat malam atau shalat subuh. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ

“Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan.” (HR. At-Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan kepada setiap muslim agar menjadikan waktu sebagai aset yang digunakan dengan bijak. Menghabiskan umur dalam perkara yang sia-sia, seperti perayaan tanpa manfaat, akan menjadi sumber penyesalan di akhirat. Oleh karena itu, seorang muslim harus selalu menjaga amal dan memanfaatkan waktunya untuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah, karena setiap detik hidup adalah investasi untuk kehidupan yang kekal.

3. Melakukan Perbuatan yang Haram

Banyak pula yang terjerumus dalam perbuatan haram seperti mabuk-mabukan, campur-baur antara laki-laki dan perempuan tanpa batas, hingga maksiat lainnya yang dilarang dalam Islam. Padahal, Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud)

Merayakan akhir tahun dengan cara yang menyerupai tradisi orang-orang non-Muslim yang melalaikan syariat Islam merupakan hal yang harus dihindari.

Dampak Negatif Israf dalam Perayaan Akhir Tahun

Sikap israf dalam perayaan akhir tahun tidak hanya merugikan individu tetapi juga masyarakat secara luas. Berikut beberapa dampaknya:

1. Kerugian Finansial

Pemborosan harta pada hal-hal yang tidak bermanfaat mengakibatkan ketidakseimbangan ekonomi pribadi dan keluarga.

2. Jauh dari Keberkahan

Segala bentuk aktivitas yang melampaui batas akan menjauhkan seseorang dari rahmat dan keberkahan Allah. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ

“Allah membenci untuk kalian tiga hal: “Orang yang menyampaikan setiap hal yang didengarnya, menyia-nyiakan harta dan (terlalu) banyak bertanya”. (HR. Al-Bukhari &Muslim)

3. Kerusakan Sosial

Perayaan yang tidak terkendali sering kali menyebabkan kerusakan moral, meningkatnya kejahatan, dan gangguan keamanan masyarakat.

Panduan Islam dalam Menghadapi Akhir Tahun

Sebagai Muslim, penting bagi kita untuk mengisi waktu akhir tahun dengan aktivitas yang bermanfaat dan mendekatkan diri kepada Allah. Beberapa panduan berikut dapat menjadi renungan:

1. Bersyukur atas Nikmat Allah

Renungkan semua nikmat yang telah Allah berikan sepanjang tahun dan perbanyak istighfar atas kesalahan yang telah diperbuat. Allah ta’ala berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Jika kalian bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

2. Melakukan Muhasabah Diri

Akhir tahun adalah waktu yang tepat untuk introspeksi diri, mengevaluasi amal perbuatan, dan merencanakan perbaikan untuk masa depan.

3. Menghidupkan Malam dengan Ibadah

Daripada terlibat dalam perayaan yang sia-sia, sebaiknya manfaatkan malam akhir tahun dengan ibadah seperti qiyamullail, membaca Al-Quran, atau menghadiri majelis ilmu.

4. Bersedekah

Jika memiliki kelebihan harta, gunakan untuk bersedekah kepada fakir miskin. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

“Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR. At-Tirmidzi)

5. Mempererat Silaturahmi

Gunakan momen akhir tahun untuk mempererat hubungan keluarga dan sahabat dengan cara yang sesuai syariat, seperti mengadakan pertemuan yang diisi dengan pengajian atau diskusi islami.

Penutup

Islam memandang israf sebagai perilaku yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga menyalahi prinsip-prinsip ajaran agama. Oleh karena itu, setiap Muslim harus berupaya menjauhi sikap berlebihan dalam segala hal, termasuk dalam perayaan akhir tahun. Jadikanlah waktu yang tersisa sebagai momen untuk mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki amal, dan meraih keberkahan-Nya. Dengan demikian, akhir tahun bukan menjadi ajang hura-hura, melainkan sarana untuk meningkatkan kualitas iman dan takwa kita.

Diterjemahkan dan diringkas di Singosari, Malang, Jawa timur, Indonesia, Senin 6 Rajab 1445 H (6 Januari 2025 M)

Oleh: Ery Santika Adirasa, S.ST, M.Ag.
Editor: Iskandar Zulqarnain, B.A., M.A.

Artikel hukumpolitiksyariah.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *