Allah ta’ala menjelaskan bahwa judi, termasuk judi online adalah perbuatan setan, Dia berfirman dalam Al Qur’an:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّمَا ٱلۡخَمۡرُ وَٱلۡمَيۡسِرُ وَٱلۡأَنصَابُ وَٱلۡأَزۡلَٰمُ رِجۡسٞ مِّنۡ عَمَلِ ٱلشَّيۡطَٰنِ فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al Ma’idah: 90)
Dan semua amalan yang merupakan amalan setan, hukumnya haram; karena setan itu sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia dan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan lalu api neraka.
Jika sudah mengetahui bahwa judi adalah amalan setan, maka harus diketahui bahwa setan tidaklah datang kecuali untuk mengelabui dan menipu, serta membuat permusuhan antar sesama. Maka setan adalah musuh manusia.
Allah ta’ala telah memperingatkan manusia dari musuh ini dengan peringatan yang sangat keras, Dia berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir: 6)
Allah s.w.t. mengabarkan kepada manusia bahwa setan telah memperdaya Nabi Adam dan Hawa a.s. sehingga mereka dikeluarkan dari surga. Dan setan telah mengaku dan bersumpah kepada Adam dan Hawa bahwa ia adalah pemberi nasehat, padahal ia pendusta. Allah ta’ala berfirman:
وَقَاسَمَهُمَا إِنِّي لَكُمَا لَمِنَ النَّاصِحِينَ
“(Setan) bersumpah kepada keduanya: ‘saya adalah pemberi nasehat kepada kalian berdua.‘” (QS. Al A’raf: 21)
Allah memberi kita peringatan terhadap musuh besar kita ini dalam firman-Nya:
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga.” (QS. Al A’raf: 27)
Sedangkan khamar, judi, al anshab, dan al azlam adalah amalan setan, maksudnya amalan inilah yang dibawa dan didakwahkan oleh setan. Amalan-amalan inilah yang dibisikkan oleh setan kepada para hamba Allah, dan setan menghias-hiasinya sehingga manusia terbujuk melakukannya dan terjerumus ke dalamnya.
Jika muslim sudah mengetahui suatu perkara itu adalah amalan setan, maka wajib baginya untuk menjauhi dan meninggalkannya supaya selamat. Karena setan itu tidak menginginkan dari manusia kecuali kebinasaan dan kesesatan. Dan setan itu senantiasa bercokol di hati manusia, membisikkan pada dada manusia untuk keburukan.
Allah s.w.t. telah menurunkan sebuah surat yang ia merupakan surat dengan urutan terakhir. Allah ta’ala berfirman:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6)
Bisikan kejahatan ke dalam dada di sini maksudnya adalah dari setan. Allah ta’ala memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia dari kejahatan setan ini. Yang masuk ke dalam dada dan membisikan keburukan ke dalamnya. Ia juga mengajak kepada keburukan, menghias-hiasi keburukan seolah-olah nampak baik, menumbuhkan ide-ide dalam pikiran manusia dan menggiring mereka untuk mewujudkannya.
Namun Allah ta’ala telah menyiapkan perisai dan tameng dari keburukan setan bagi hizbullah (golongan yang bersama Allah) dan para wali Allah. Dan Allah juga telah memilih hamba-hamba-Nya yang Ia selamatkan dan amankan dari keburukan setan. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّ عِبَادِي لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَانٌ إِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِينَ
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.” (QS. Al Hijr: 42)
Maka hamba-hamba Allah terpilihlah yang selamat dari keburukan setan dan setan tidak mampu menggodanya. Setan sendiri telah mengecualikan mereka, setan berkata:
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
“Kecuali para hamba-Mu yang ikhlas.” (QS. Al Hijr: 40)
Jika Anda telah memahami permusuhan kita terhadap setan ini, kita akan mengetahui betapa setan sangat berambisi untuk menggunakan berbagai macam tipu daya dan sarana untuk menyesatkan manusia. Bahkan Allah menyebutkan hal ini di dalam Al Qur’an:
وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ
“Dan aku (setan) benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka merubahnya.” (QS. An Nisa: 119)
Dan dalam firman Allah ta’ala:
لَأَحْتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُ إِلَّا قَلِيلًا
“Niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil.” (QS. Al Isra: 62)
Maksud keturunan di sini adalah anak cucu Adam atau manusia, kecuali sedikit saja. Maka Allah pun memberikan manusia waktu tenggang. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِينَ
“Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” (QS. Al A’raf: 15)
Maksudnya diberi waktu tunda.Allah juga berfirman:
اذْهَبْ فَمَنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَاؤُكُمْ جَزَاءً مَوْفُورًا وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ
“Pergilah, barangsiapa di antara mereka (manusia) yang mengikuti kamu (setan), maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasan kalian semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki” (QS. Al Isra: 63-64)
Maksudnya yaitu: “Tipulah manusia dengan segala tipu daya, jerumuskan mereka dengan segala cara, goda mereka dengan segala sarana yang mungkin”.
Maka setan itu sangat bersemangat untuk menyesatkan manusia dan ia akan mengerahkan segala daya upaya untuk menyesatkan setiap manusia. Dan makhluk ini memiliki kemampuan, memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi manusia.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa setan mengalir bersama aliran darah manusia. Artinya, ia berjalan dalam diri manusia hingga ke setiap anggota badannya hingga mengalir dalam jasadnya, sebagaimana mengalirnya darah dalam tubuh manusia. Dan ia memberikan was-was dalam hatinya sedangkan manusia tersebut tidak melihatnya. Allah ta’ala berfirman:
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al A’raf: 27)
Yang dimaksud dalam ayat adalah makhluk yang sejenis jin dan semisalnya yang kamu tidak bisa melihat mereka. Namun Allah telah menjadikan perkara-perkara yang menjadi perlindungan bagi kita. Misalnya ketaatan, ia adalah perlindungan dari setan, zikir juga perlindungan dari setan, menyempurnakan ibadah, membaca dan mentadabburi Al Qur’an, zikir rutin, membaca tasbih dan semisalnya semua ini juga perlindungan dari setan. Inilah beberapa pelindungan yang menghalangi kita dari setan, ketika manusia melakukannya dengan ikhlas dan tulus, itu dapat melindunginya dan bermanfaat dengan izin Allah.
Kesimpulannya, perkara-perkara yang tersebut di atas yaitu khamar, judi, al anshab, dan al azlam, telah Allah haramkan dengan sebab diantaranya ia adalah amalan setan.
Perkara-perkara ini adalah perkara yang dilakukan setan dan didakwahkan oleh setan untuk melakukannya. Setanlah yang mengajak manusia untuk minum khamr. Setanlah yang mengajak membangun berhala-berhala hingga mereka disembah. Setanlah yang mengajak manusia untuk berjudi. Setanlah yang mengajak manusia untuk mengundi nasib dengan anak panah.Penjudi ingin beruntung, padahal meninggalkan judi ialah keberuntungan. Allah s.w.t. berfirman:
فَٱجۡتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمۡ تُفۡلِحُونَ
“Maka jauhilah perbuatan itu, agar kalian mendapat keberuntungan.” (QS. Al Ma’idah: 90)
Referensi: ibn-jebreen.com
Penulis: Iskandar Alukal L.c., M.A.
artikel hukumpolitiksyariah.com
hukum judi dalam islam hukum judi online hukuman judi online ayat judi hadis judi hadits judi bolehkah judi online judi viral judi di indonesia